Teko yang Kosong

Tak jarang ditemui kalimat yang menyatakan bahwa membaca adalah sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan manusia. Membaca pun jadi sebuah amunisi yang dapat mengisi kekosongan otak manusia. Jika merasa otak kosong, berhenti berpikir. Tidak ada gunanya diteruskan karena memang benar-benar kosong.

Layaknya mengisi teko yang kosong dengan air. Otak juga sama. Jika ingin otaknya jalan, informasi-informasi perlu dimasukkan ke dalamnya, atau dalam bahasa yang lebih baik adalah mencari referensi-referensi dari segala sumber. Lalu, dengan kemampuan alami manusia yaitu kemampuan berpikir, informasi-informasi itu akan disaring sedemikian rupa sehingga didapatkan ilmu pengetahuan yang semestinya mampu membuat manusia itu dapat lebih bijak dari sebelumnya.

sumber: pixabay.com

Tere Liye pernah berkata bahwa ada tiga amunisi yang dapat mengisi kekosongan ide di otak. Pertama adalah membaca buku. Kedua adalah melakukan perjalanan. Ketiga adalah berbincang dengan orang bijak.

Sepemahamanku, maksud dari amunisi yang pertama, membaca buku, yaitu terus berusaha untuk menambah wawasan. Semakin banyak referensi yang dipunyai, semakin banyak pula pilihan improvisasi yang dapat dipilih. Selain itu, perbendaharaan yang dipunyai juga ikut meningkat, termasuk di dalamnya perbendaharaan kata, peribahasa, sudut pandang, dan lain sejenisnya. Hal tersebut sangat berlaku terutama bagi para penulis. Pemikiran-pemikiran penulis yang beragam juga akan tercatat di dalam memori pembacanya. Seringkali, gaya menulis seseorang akan mirip dengan tulisan apa yang ia baca. Seolah-olah memori yang sudah tersimpan rapi di dalam otak tiba-tiba keluar sendiri tanpa diperintah oleh diri kita. Mengalir begitu saja sampai jauh dan tidak terasa. Hal yang tidak dapat diwujudkan jika refrensi yang dimiliki hanya sedikit.

Lalu, maksud dari amunisi yang kedua, melakukan perjalanan, yaitu mengasah kemampuan perasaan dan kepekaan manusia. Apabila membaca lebih mengandalkan kemampuan indra penglihatan, maka melakukan perjalanan mengandalkan kemampuan indra lebih dari itu. Indra pendengar, peraba, pencium, dan pengecap diandalkan semua. Di sini, kemampuan manusia untuk mengamati alam dan lingkungan sangat dibutuhkan. Terkadang, alam dan lingkungan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa kita jawab hanya dengan diam dan tenggelam di dalam tumpukan kertas-kertas buku. Contohnya, pertanyaan, "kenapa seorang anak harus didik dengan baik oleh orang tuanya?" dapat terjawab dengan baik dengan perumpamaan peristiwa alam dan lingkungan masyarakat dalam pembuatan santan kelapa. Santan kelapa terbuat dari sebuah kelapa yang sudah tua di pohon. Lalu, dipanen dan dikelupas hingga menyisakan batok kelapanya. Batok kelapa itu dipukul sampai pecah. Daging buahnya yang keras dicongkel sedemikian rupa sehingga lepas dari batoknya dan mulai diparut. Setelah halus, parutan itu diperas hingga keluar santan dari dalamnya. Perjalanan pembuatan santan yang seperti itu menggambarkan bahwa alam telah menunjukkan bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang lezat dan dapat dinikmati memerlukan proses panjang dan perjuangan yang melelahkan. Begitu pula dalam hal mendidik anak. Sebuah perumpamaan yang cukup sesuai. Pengamatan alam diwaktu melakukan perjalanan sangat-sangat bermanfaat untuk mengisi kekosongan otak.

Berikutnya adalah amunisi yang ketiga, berbincang dengan orang bijak. Konteks orang bijak di sini yaitu orang yang sudah berpengalaman dalam sebuah bidang. Penjual bakso yang sudah berjualan selama 30 tahun termasuk ke dalam orang bijak. Tukang cukur yang sudah mencukur rambut pelanggan selama 50 tahun termasuk ke dalam orang bijak. Dosen yang sudah mengajar lebih dari 40 tahun di sebuah kampus termasuk ke dalam orang bijak. Bahkan, orang tua kita sendiri yang sudah menjadi orang tua kita selama umur kita sekarang juga termasuk ke dalam orang bijak. Mereka-mereka yang telah menjalani pengalaman pahit dan manis memiliki segudang cerita mengesankan yang dapat dipetik sebagai pembelajaran hidup. Mereka-mereka ini akan memberikan kita sudut pandang lain dalam menghadapi suatu masalah. Refrensi yang kita dapat juga diterima dari praktisinya langsung. Bukan dari buku atau literatur lain yang hanya bersifat teori. Berbincang dengan orang-orang bijak itu dapat menambah relasi dan mengisi kekosongan otak manusia.

Mengisi amunisi otak benar-benar bisa menjadikan seorang manusia dapat berkembang lebih jauh lagi. Manusia akan dapat memilih sudut pandang mana yang dapat digunakan dalam suatu kondisi tertentu. Kemampuan berpikir manusia patut disyukuri dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari adalah peristiwa yang sangatlah luar biasa.




Komentar

Baca Juga