Ketergantungan Terhadap Nasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat Indonesia
Dalam hal makanan, salah satu kebiasaan orang Indonesia, khususnya Pulau Jawa, adalah makan nasi. Seseorang belum dikatakan makan bila ia belum makan nasi. Jika kalian orang Jawa, maka pernyataan tersebut akan sulit ditangkal. Sebab hal itu memang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Kebiasaan seperti ini terjadi karena adanya dukungan dari latar belakang budaya dan kondisi alam.
Latar belakang budaya makan nasi ini bermula saat banyak pendatang dari luar yang berpetualang sampai Nusantara. Salah satunya adalah pendatang dari Negeri Tiongkok. Mereka berdatangan sembari membawa dan nenyebarkan tanaman padi.
Padi yang dimakan orang Indonesia berasal dari Negeri Tiongkok bagian selatan. Kemudian merambat di Asia Tenggara sampai ke Nusantara. Sementara beras yang dimakan orang Asia Timur (Jepang, Korea, dan lain-lain) bermula dari Negeri Tiongkok bagian utara.
Kedua jenis beras tersebut mempunyai perbedaan dalam tekstur dan ukuran. Perbedaan itu mengakibatkan gaya makan nasi yang berbeda antara orang Asia Tenggara dan Asia Timur. Bisa kita ambil contoh yaitu penggunaan sumpit saat makan nasi. Tentunya hal itu merupakan gaya orang Asia Timur. Sedangkan orang Asia Tenggara seringnya makan nasi menggunakan sendok makan.
Walaupun begitu, perkembangan teknologi sekarang sudah maju, varietas padi pun sudah semakin banyak dan tersebar di seluruh Asia. Sehingga banyak juga ditemukan orang di Indonesia makan nasi dengan sumpit.
Selanjutnya, dukungan dari kondisi alam Indonesia. Iklim di Indonesia yang hanya ada dua musim, yaitu musim kering dan musim hujan, sangat cocok untuk pertumbuhan padi. Selain itu, jenis tanahnya juga sangat cocok untuk pertumbuhan padi. Oleh karena itu, masyarakat tidak kesulitan bertani padi.
Bahkan, Negara Indonesia dijuluki sebagai Negara Agraris. Julukan tersebut pantas sekali untuk Indonesia karena industri pertaniannya. Dengan begitu, masyarakat menjadi terhipnotis terhadap makanan pokok berupa beras hingga menjadi kebiasaan dan ketergantungan.
Akibatnya, kebiasaan makan nasi bagi orang Indonesia sudah tidak bisa dilepaskan. Kebiasaan itu menjadi ketergantungan dan pada suatu saat bisa berdampak buruk. Ketahanan pangan masyarakat Indonesia pun menjadi lemah. Bayangkan ketika terjadi musibah, di seluruh tempat tidak ditemukan padi. Padi menjadi barang langka. Ketergantungan kepada padi mengakibatkan orientasi 'makan' hanya kepada nasi. Semua orang menjadi kelaparan. Kesehatan warga masyarakat terus menurun. Mereka tidak bisa mentoleransi makanan pokok lain seperti: jagung, kentang, singkong, dan gandum. Sungguh mengerikan bukan?
Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut, orang Indonesia perlu sedikit merubah kebiasaan. Para anak kecil mulai diajarkan makan selain nasi. Banyak sekali pilihan sumber karbohidrat selain nasi. Seperti yang sudah disebutkan di atas. Yang paling umum diketahui yaitu jagung, singkong, gandum, dan kentang.
Masyarakat zaman dahulu juga sering mengongsumsi ubi-ubian. Ada ubi ungu, gembili, telo pendhem, kimpul, dan sebagainya. Selain itu, ada labu yang juga bisa menjadi salah satu alternatif. Biasanya labu hanya diolah menjadi kolak, padahal bisa diolah menjadi lebih kreatif dan enak rasanya. Seperti bubur labu atau campuran isian roti.
Dengan begitu, ketergantungan terhadap nasi dapat dihilangkan sedikit demi sedikit. Ketahanan pangan meningkat dan kesehatan masyarakat lebih stabil.
Ntapss!
BalasHapusThanks
Hapussemangat bro
BalasHapusWalau aku tak tahu siapakah Anda. Thanks, Bro!
Hapusbetul sekali pokoe nk durung maem nasi durung wareg(pokok nya kalo belum makan nasi belum kenyang)😁😁😁
BalasHapusNah kan. Wkwk
HapusPadi langka karena semenjak ada masyarakat yang beralih ke umbi umbian, padi alih profesi menjadi grup band
BalasHapusCangkeman mas, grlud yo
Hapus