Transportasi Publik

Berbicara mengenai transportasi publik, salah satu negara dengan perhatian tinggi terhadap transportasi publik adalah Singapura. Di sana, seperti pada umumnya sebuah negara, terdapat kesenjangan yang tinggi antara si kaya dan si miskin. Tak bisa dihindari, tetapi bisa dikurangi. Salah satunya adalah ketika berada di jalanan dan saat mobilisasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Adanya transportasi publik, segala jenjang ekonomi masyarakat dapat melebur dan merasakan fasilitas yang sama, adil, dan setara.

Di sana, transportasi publik dibuat sebagus mungkin untuk menaikkan daya tarik masyarakat menggunakan transportasi publik. Di sisi lain, penggunaan kendaaraan pribadi diatur ketat dengan pemberian aturan untuk meninggikan biaya kepemilikan kendaraan pribadi seperti harga jual beli, perawatan, dan pembuatan SIM sehingga masyarakat merasa enggan untuk naik kendaraan pribadi. Lebih untung naik transportasi publik.

Pemerintah Singapura membuat sebuah aturan ketat dengan diimbangi pemberian fasilitas mumpuni sehingga masyarakatnya ikhlas dengan aturan yang dikeluarkan. Manfaat dari transportasi publik yang baik ini sangat besar. Polusi pun dapat dikurangi dan pastinya masalah kemacetan yang mayoritas disebabkan oleh masifnya kendaraan pribadi yang tersebar di jalanan.

Masyarakat enggan menggunakan transportasi publik terutama pada wilayah tidak ramah transportasi publik adalah karena masyarakat merasa ribet, susah, dan tidak efektif efisien saat memutuskan bepergian dengan transportasi publik.

Transportasi publik yang tidak terintegrasi membuat masyarakat kesusahan mencapai tujuan yang diinginkan. Bisa jadi, masyarakat hanya dapat mencapai separuh perjalanan dengan transportasi publik yang tersedia. Sementara jika menggunakan kendaraan pribadi, masyarakat tersebut sudah sampai ke tempat tujuan sejak tiga jam yang lalu.

Transportasi publik yang jelek pun tertampil pada fasilitas yang ada di dalam kendaraannya. Inti dasar dari fasilitas publik yang baik ada tiga yaitu bersih, terang, dan aman. Tidak hanya untuk transportasi publik, semuanya dari toilet sampai tempat ibadah. Fasilitas tambahan lainnya termasuk bonus yang tidak harus ada. Dari tiga sisi tersebut terkadang transportasi publik tidak bisa menyediakannya secara bersama-sama. Ketiadaan dari keamaan berkendara, keamaan dari tindakan kriminal dan asusila, tempat di dalam kendaraan yang terang, dan kebersihan menjadikan transportasi publik kurang diminati.

Semua fasilitas yang disediakan oleh negara tentunya tidak terlepas dari anggaran. Fasilitas yang layak (bagus lebih baik) perlu banyak biaya. Tidak ada ruginya negara memberikan fasilitas yang layak bagi masyarakat. Kalau bukan masyarakat untuk siapa lagi? Namun, ironisnya adalah ketika negara sudah memberikan anggaran besar untuk memperbaiki fasilitas publik, tidak hanya transportasi publik, pihak-pihak yang diberi kewenangan mengelola anggaran tersebut justru bertindak korup. Anggaran yang seharusnya bisa dinikmati ribuan kepala manusia hanyak dilahap oleh segelintir babi.

Pepatah mengatakan bahwa kita tidak sebersih itu, kita hanya orang miskin yang belum dapat kesempatan korupsi saja. Kalau kita mengamini pepatah itu, ya kita termasuk babi. Pertanyaannya apakah kita mau seperti itu? Dan di singapura tadi, pejabat korup akan dihukum berat dan habis karir politiknya. Menjadikan Singapura termasuk salah satu negara minim korupsi. Mungkin hal tersebut yang membuat Singapura sekeren itu. Isu lainnya tentu masih banyak, masalah Negara Singapura pun terus berdatangan. Seperti masalah kependudukan di sana yang mana masyarakatnya meski banyak uang, mereka tidak ada waktu untuk menghabiskan atau menikmati uangnya karena waktu mereka sudah habis untuk bekerja. Setidaknya contoh yang baik dan buang yang buruk.

Komentar

Baca Juga