Meja Belajar
tulisan di pojok kiri atas bermakna "menghabiskan waktu" |
Gambar itu adalah meja belajarku.
Meja yang dibeli justru saat aku tidak lagi dalam masa wajib belajar sembilan tahun. Meja itu dibeli ketika aku kelas sebelas SMA dan mengalami sekolah online sebab pandemi.
Ya, cerita-cerita orang di tahun ini, kebanyakan tentang seputar pandemi. Entah keresahannya, entah kejengkelannya, atau mungkin cerita-cerita iklan menaati protokol kesehatan yang pada setiap iklan berbeda-beda. Ada yang 5M ada yang 3M dan ada yang 6M. Tapi, intinya sama untuk mengajak masyarakat mematuhi protokol kesehatan.
Kembali ke meja belajar itu tadi.
Meja belajar itu berwarna coklat dengan laci kecil di sebelah kanan dan almari buku di sebelah kiri. Ada almari kecil tambahan di bawah laci sebelah kanan. Dan bagian atas-atasnya bisa untuk menaruh benda-benda kecil seperti: rubik, jam tangan, dompet, dan lain sebagainya. Selain itu, lampu belajar berada di tengah-tengah meja dengan sakelar di pojok kanan atas.
Aku ingin bercerita sedikit.
Meski meja belajar itu dibeli akhir-akhir ini, nyatanya pada zaman dulu, ketika aku belum punya meja belajar, kegiatan belajarku tidak begitu terganggu. Dulu aku punya meja kecil yang multifungsi. Kadang digunakan untuk mengaji, kadang digunakan untuk makan, dan kadang digunakan untuk belajar serta mengerjakan PR. Dulu meja kecil itu saja sudah cukup. Buku-buku sekolah juga dapat tersimpan baik dalam kotak kardus atau dalam almari. Tanpa meja belajar, semua tetap beres.
Meskipun begitu, adakalanya dulu aku merasa sedikit kepingin mempunyai meja belajar yang besar. Rasa ingin tersebut semakin menggebu-gebu bila aku berkesempatan main ke rumah saudara. Di rumahnya, ada sebuah meja belajar putih bergambar Dragon Ball. Meja belajarnya mempunyai bagian rak buku yang diisi dengan koleksi majalah anak-anak yang bagus-bagus. Mainan miniatur atau action figure juga berdiri imut-imut sekali di sudut meja. Kartu mainan gambar Digimon terpajang keren sekali. Meja belajar yang sungguh memikat anak-anak.
Akan tetapi, waktu itu aku sadar bila kamar milikku tak seluas lapangan sepak bola. Sudah tidak cukup jika harus dimasuki meja belajar. Akhirnya, aku berdamai pada diri sendiri perihal ketiadaan meja belajar dan berusaha memanfaatkan fasilitas belajar yang ada dengan maksimal.
Ketiadaan meja belajar yang pernah aku inginkan itu berakhir saat aku kelas sebelas SMA kemarin. Tiba-tiba saja di ruang tengah rumahku, seonggok meja belajar coklat berdiri dengan gagahnya. "Wow, ini punya siapa?" tanyaku waktu itu. Ternyata, meja belajar tersebut adalah meja yang dibeli untuk adikku! Hmmm.
Ya namanya belum rezeki. Aku tidak iri sama sekali karena memang dari dulu aku memutuskan untuk berdamai dengan ketiadaan meja belajar. Biarlah adikku yang menggunakan meja belajarnya.
Lambat laun, meja belajar itu akhirnya aku yang menggunakannya. Memang kenapa?
Sudah menjadi tabiat adikku bila ia tidak suka belajar. Adanya meja belajar pun tidak dimanfaatkan karena memang tidak suka.
Melihat kesempatan itu, aku enjoy saja menggunakannya di ruang tengah. Sekadar untuk membaca buku atau menonton anime lewat laptop. Mungkin karena aku yang lebih sering menggunakan, akhirnya meja belajar itu dipindahkan ke kamarku. Hore!
Sampai saat ini, meja belajar tersebut masih kugunakan untuk melakukan berbagai kegiatan selama #Dirumahaja. Untuk lebih mempersonalisasi meja belajarnya, supaya tidak diakuisisi adikku kembali, aku menempelinya dengan berbagai stiker.
Aku bersyukur memilikinya. Meja belajar tersebut tidak kalah keren dengan meja belajar putih gambar Dragon Ball milik saudaraku. The best pokoknya.
Dan kamarku yang sekarang beda dengan kamarku yang dulu. Pasalnya, aku sempat pindah tempat tinggal. Kamar yang sekarang alhamdulillah cukup luas untuk dimasuki meja belajar.
Aku tidak menyangka pada akhirnya bisa punya meja belajar sendiri. Mengingat pada waktu itu sempat minder melihat meja belajar orang lain. Harapannya sih bisa lebih produktif dengan adanya meja belajar tersebut. Tapi entahlah, kadang waktu cepat berubah.
Wkwkwk
BalasHapusWkwkwk
Hapus