Konsep Ilmu Ekonomi yang Begitu Dapat Dimasukkan ke Dalam Logika Sederhana
sumber: pixabay.com |
Pada awalnya, orang awam pasti tidak paham dengan konsep ilmu ekonomi. Padahal sederhana, semua kegiatan manusia termasuk ke dalam konsep dasar ekonomi. Bagaimana manusia membuat keputusan. Bagaimana manusia berpikir. Bagaimana manusia bertahan hidup. Ada konsep ilmu ekonomi di dalamnya. Ilmu ekonomi menjadi senjata ampuh manusia untuk tetap eksis di muka bumi mengalahkan nenek moyang mereka bermiliar tahun silam.
Seorang anak kecil diberi uang saku seribu rupiah oleh orang tuanya ketika berangkat sekolah. Orang tua anak kecil tersebut berpesan bahwa uang sakunya harus diberikan ke ibu guru sebagai uang tabungan. Sesampainya di sekolah, ia melihat banyak sekali mainan menarik yang dijual oleh abang-abang penjual mainan. Mainan tersebut dipajang rapi sehingga mustahil anak kecil tidak tertarik kepadanya, termasuk anak kecil yang aku ceritakan. Ia memiliki kebutuhan dan keinginan yaitu menabung dan membeli mainan. Karena diberi uang saku sebesar seribu rupiah, ia hanya bisa memilih di antara menabung atau membeli mainan. Uang sakunya tidak cukup untuk menggapai kedua pilihan tersebut. Saat jam istirahat, ia memutuskan bulat-bulat untuk membeli mainan dengan uang sakunya. Ia kehilangan kesempatan menabung di hari itu.
Ilustrasi sederhana tersebut menggambarkan konsep ilmu ekonomi. Manusia memiliki kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas, digambarkan dengan kebutuhan menabung dan keinginan membeli mainan si anak kecil. Sementara itu, sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia sangat terbatas, digambarkan dengan uang saku seribu rupiah yang diberi oleh orang tua si anak kecil. Karena tidak bisa memenuhi semua kebutuhan dan keinginan, manusia dihadapkan pada pilihan, dalam ilustrasi tersebut digambarkan pilihan untuk membeli mainan atau menabung. Dari pilihan tersebut, akan muncul biaya kesempatan atau kesempatan yang hilang pada pilihan yang tidak dipilih. Jika melihat dari ilustrasi, biaya kesempatannya digambarkan dengan kehilangan kesempatan untuk menabung demi membeli mainan.
Tentunya hal tersebut kurang realistis dalam kehidupan nyata. Mengapa demikian? Pertimbangan si anak kecil dalam memilih pilihan amat naif. Manusia tentunya akan memenuhi kebutuhan pokoknya terlebih dahulu daripada memenuhi keinginan. Pola pikir tersebut tidak ditemukan pada si anak kecil yang mendahulukan keinginannya. Kemungkinan besar, si anak kecil tersebut belum mendapat pengalaman dimarahi orang tuanya sebab membelikan mainan dengan uang tabungan. Bukankah pengalaman adalah guru yang paling baik? Oleh karena itu, manusia dewasa yang juga berpikiran dewasa akan mendahulukan kebutuhan daripada keinginannya.
Selain itu, manusia perlu produktif dan efisien supaya tetap eksis di muka bumi. Produktif yang dimaksud adalah meminimalkan masukan dan memaksimalkan keluaran dalam sebuah kegiatan. Kemudian, efisien yang dimaksud adalah mengeluarkan biaya sesedikit mungkin dan mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin. Tidak asing bukan? Setiap manusia pasti pernah tebersit dalam hati kecil mereka konsep seperti itu karena memang itulah sifat dasar manusia. Dan ilmu ekonomi menjadi salah satu sarana untuk menggiring pola pikir manusia menuju ke sana.
Memahami ilmu ekonomi tidak mudah, tetapi manusia sering mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tinggal bagaimana manusia itu mulai menyadari apa yang dilakukkannya adalah konsep ilmu ekonomi yang begitu dapat dimasukkan ke dalam logika sederhana.
Komentar
Posting Komentar
silakan berkomentar!