Yok Nulis Terus Yok!

sumber: www.zerochan.net


"There is nothing to writing. All you do is sit down at a typewriter and bleed."
-Ernest Hemingway-

Semakin banyak ikut pelatihan-pelatihan kepenulisan ternyata justru membuat kepala pusing. Termasuk syarat dan kaidah kepenulisan yang buanyak sekali larangan-larangannya. Jangan seperti ini, jangan seperti itu! Tulisan yang baik seperti ini, bukan seperti itu! Ah shit. Hal itu membuat tangan dan jemari jadi kaku dan ide di kepala menjadi mandek. 

Memang benar. Intinya terus menulis. Kaidah kepenulisan akan terbenahi secara perlahan selama proses menulis. Oh ini wagu, ganti ini yang lebih cocok. Oh ini maknanya ambigu, ganti ini saja biar tepat sasaran dan bisa dipahami. Oh tanda baca yang ini tidak bisa diletakkan di sini, seharusnya di sana. Oh kata ini tidak baku, yang baku seperti ini. Hal teknis seperti itu akan lebih berkesan bila didapat dari pengalaman sendiri.  

Ketimbang mendengarkan ceramah kepenulisan, menurutku lebih enak ketika belajar menulis dari tulisan orang lain. Tidak harus pada tulisan yang bagus, bisa belajar melalui tulisan biasa sekalipun, bahkan tulisan jelek. Apa yang bisa membuat tulisan bagus, bisa ditiru dan dikembangkan. Apa yang membuat tulisan menjadi jelek, bisa dihindari dan tidak melakukannya lagi. 

Sementara itu, pelatihan kepenulisan bukan tidak penting melainkan justru sangat penting. Namun, alangkah baiknya bila diikuti saat sudah punya dasar-dasar ilmu menulis dari pengalaman pribadi. Istilahnya mencocokkan apakah pengetahuan menulis kita sudah betul atau justru melenceng dari ilmu menulis yang sebenarnya. Dengan mengikuti pelatihan kepenulisan di saat yang tepat, akan lebih bermanfaat daripada di saat belum pernah menulis sama sekali.

Tulisan ini juga sebagai bentuk kefrustasian orang yang ingin menulis, tetapi selalu gagal memulai karena adanya LARANGAN kepenulisan! 

Dan jujur, aku sedikit tertawa saat membaca hasil tulisan yang jelek. Termasuk beberapa di antaranya adalah tulisanku sendiri. Lucu saja, kok bisa-bisanya menulis dengan cara seperti ini. Sama halnya ketika membaca tulisan bagus, aku juga tertawa. Bagaimana bisa seseorang punya daya gagasan yang seperti ini dan bisa mengutarakannya dengan ciamik. Aku tertawa karena kagum dan ingin meniru teknik kepenulisannya.

Toh hasil tulisan yang jelek bisa menjadi bahan hiburan yang lucu ketika dibaca lagi suatu saat. Mengingat perkembangan hasil tulisan dari waktu ke waktu adalah sebuah kenangan yang indah. 

....

Yok nulis terus yok!
Nulis terus yok, ndasmu. Mumet iki.

Komentar

Baca Juga