Untuk Ide yang Sering Membuat Kesal!

sumber: pixabay.com

Memang benar adanya yang namanya ide itu seperti bintang jatuh. Bila tak segera ditangkap kamera, bintang jatuh itu akan segera melesat dan menghilang entah ke mana di angkasa. Terkadang munculnya di saat yang tidak tepat dan tidak terduga. Dengan begitu, ide-ide yang muncul tersebut tidak sempat tertulis seketika itu juga dan akhirnya menguap tanpa tersisa.

Pasti pernah ada orang yang berusaha mengingat-ingat idenya saat tidak sempat menuliskannya. Namun, ketika diambil kembali dari ingatan, ide miliknya sudah tidak utuh seperti awal mula. Beberapa bagian ide tetap menguap dari ingatan meski sudah susah payah menaruhnya aman-aman di lorong kepala. Padahal, ide tersebut adalah ide bagus yang sangat ingin dituangkan menjadi sebuah karya. Hal seperti itu cukup membuat seseorang merasa frustasi. Pasalnya, mencari ide adalah hal yang lumayan sulit. Ketika sudah berjumpa, kenapa harus dengan mudahnya pergi tanpa permisi dan menghilang begitu saja.

Adakalanya juga, ide cukup mempermainkan pikiran seseorang. Ide yang muncul secara tiba-tiba di benak kita tampak begitu bagus dan menggiurkan untuk dibuat karya. Pastilah banyak orang yang menyukai karena keciamikkan ide tersebut. Namun, saat mulai menuangkannya ke dalam bentuk sebuah karya, entah bagaimana bisa-bisanya pikiran kita berubah seratus delapan puluh derajat. Ide yang awalnya menggiurkan tersebut perlahan mulai menjadi ide yang jelek. Sampai-sampai kita sebagai pencetus ide menyesali pernah mencetuskan ide seperti itu. Rasanya kebagusan dari ide tersebut sudah kedaluwarsa dan tidak relate lagi dengan prinsip kebagusan yang ada di otak kanan. Ini masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Berbicara mengenai ide seperti di atas, cukup membuat seseorang kesal dengannya. Hai, Ide! Janganlah seperti itu! Tidak perlu usil dan bermain-main di dalam pikiran seseorang. Duduklah dengan manis dan jangan pergi ke mana-mana. Menurutlah terhadap perintah majikanmu! Tetap diam di sana sampai majikanmu membutuhkanmu. Jangan risau, kau boleh pergi semaumu setidaknya setelah majikanmu menuliskanmu ke dalam secarik kertas. Dengan begitu, kau akan dengan mudahnya dipanggil kembali melalui peluit ide berupa catatan majikanmu. Kau senang bisa pergi jalan-jalan, sedangkan pencetusmu juga senang bisa memanggilmu kembali. Win-win solution, bukan?

Sayangnya, seseorang tidak bisa mewujudkannya. Sudah diumpamakan bahwa ide ibarat bintang jatuh yang begitu dinamis. Perumpamaan ini kemungkinan besar ada orang yang mengganggapnya kurang tepat, tetapi tidak apa-apa, kita akan tetap menggunakannya. Kemudian, ide akan terus bergerak dan terus bergerak bersama dengan gerak acak pikiran manusia. Menghentikannya adalah seperti menghentikan sebuah bintang jatuh yang akan sama-sama berujung pada kematian.  

Orang yang sudah tiada otaknya secara otomatis sudah tidak berfungsi lagi atau bisa dikatakan pikirannya berhenti bergerak. Berhentinya pikiran tersebut mengakibatkan berhentinya juga kegiatan mencetuskan ide. Dengan kata lain, seseorang berhasil menghentikan ide secara otomatis dengan mati. Selain itu, tidak ada lagi. Koma, tidur, pingsan, dan lain sebagainya, otak masih terus bekerja dan pikiran masih terus bergerak secara dinamis. Namun, ini bukanlah solusi yang tepat berdasarkan tujuan awal menghentikan ide agar tidak menguap begitu saja. Dengan kematian, ide yang sudah berhenti pun ikut tiada bersama majikannya.

Kemudian, hal tersebut juga terjadi ketika menghentikan sebuah bintang jatuh atau disebut saja meteor. Kita batasi perumpamaan ini hanya untuk manusia-manusia biasa yang tidak memiliki kekuatan super atau apapun itu. Manusia biasa tentunya mustahil menghentikan sebuah meteor. Namun, barangkali ada manusia biasa yang kebetulan ingin menghentikan laju meteor, lalu dia menyentuh permukannya yang sangat-sangat panas dan mendorongnya. Sekuat apapun usahanya akan berujung kesia-siaan. Bintang jatuh yang dibergerak dinamis itu dengan mudahya membakar tangan manusia. Dan pada akhirnya, manusia itu akan tiada.

Solusi yang paling bagus adalah seseorang harus siap sedia terhadap ketentatifan jadwal kedatangan sebuah ide. Seseorang tidak bisa mengutak-atik apa yang ada di luar kuasanya, tetapi seseorang sangat bisa mengutak-atik apa yang ada di dalam kuasanya.

Jika seseorang tidak bisa mengatur jadwal datangnya ide atau tidak bisa mengatur lama ide bersemayam di dalam kepala, maka dia bisa mengatasinya dengan menyesuaikan diri atau mengalah sebentar sambil menuliskannya ke dalam secarik kertas catatan ide. Smartphone yang selalu dalam genggaman juga bisa digunakan sebagai catatan ide, yaitu menggunakan aplikasi memo atau sejenisnya.

Pun bila terpaksa tidak bisa mempertahankan ide, tidak apa-apa. Pasti akan datang ide-ide baru yang lebih fresh dan lebih kreatif lagi. Ide-ide akan datang secara dinamis sejurus dengan kedinamisan pikiran manusia. Sebagai seorang manusia bukankah kita perlu untuk menikmati hidup dengan menghilangkan beban terhadap ide yang sudah pergi?

Untuk ide yang sering membuat kesal, datanglah di saat yang tepat!

Komentar

Baca Juga