Istirahatlah, Bestie!
Sumber: dokumen pribadi |
Setitik merah tampak menggelitik di ujung sisi laptopku. Tak butuh waktu lama untuk menyadarinya jika aku harus mengambil charger laptop. Tidak jauh tempatnya, selalu kutaruh di sekitar tempat duduk supaya mudah dijangkau. Dalam layar, juga muncul peringatan menyebalkan tentang baterai tinggal sembilan belas persen. Segera kutancapkan moncong charger ke lubang terminal listrik.
Bum! Kini warnanya telah berubah. Namun, tidak lama kemudian lampu tersebut kembali merah. Loh! Aku terkejut melihatnya kok bisa kembali merah lagi, sementara aku sudah menancapkan kepala chargernya. Ternyata oh ternyata, listriknya modar!
Aku sudah mengiranya, Bung. Namun, apa daya sekarang. Tak ada yang bisa aku lakukan jika sudah menyangkut padamnya listrik. Apakah aku perlu menghubungi PLN? Lalu, akan kutuntut atas modarnya listrik di rumahku. Aku tidak terima.
Kini peringatan baterai menyabalkan terus menghantuiku. Aku hanya bisa pasrah menghadapinya. Aku sebenarnya merasa kasihan atau iba terhadap laptopku tersebut. Laptop hitam yang terus kugunakan sepanjang hari. Mungkin, alangkah baiknya bila aku mematikannya saja dan menunggu listrik hidup untuk mengechargenya.
Pada akhirnya, aku hanya bisa menekan icon shut down di layar laptop. Selamat beristirahat laptop Bestie. Sehat-sehatlah untuk empat tahun ke depan. Jika kau tidak sehat, siap-siap digantikan dengan laptop baru. Maaf Bestie, aku terpaksa melakukannya bila hal itu benar-benar terjadi.
Komentar
Posting Komentar
silakan berkomentar!