Orang Baik
Hai
Sepertinya aku sudah besar. Bukan dalam kondisi fisik, karena fisikku cukup kecil dan cungkring, melainkan kondisi kejiwaan atau pikiran.
Sebenarnya pikiran ini sudah muncul sejak beberapa tahun yang lalu. Namun, aku belum mencoba untuk serius menyiapkannya pada saat itu. Serius itu maksudnya bersungguh-sungguh mencari ilmu tentang hal tersebut. Sebab, aku percaya bahwa segala hal ada ilmunya. Jadi, agar sukses pada hal tersebut, aku perlu belajar.
Aku ingin menjalin hubungan yang baik dengan seseorang, tentunya orang yang baik pula. Sepertinya aku telah dipertemukan. Hihii
Aku pernah bertanya, kurang lebih seperti ini, aku agak lupa, "bagaimana kau bisa sebaik itu? Apakah kau pernah berlaku jahat, kemudian kau menyesal dan oleh sebab itu kau menjadi sangat baik? "
Ternyata bukan itu jawaban yang keluar dari mulutnya. Aku telah keliru menebak.
Seseorang itu mengatakan bahwa mungkin karena dia dikelilingi oleh orang-orang yang baik.
Aku tertegun.
Lalu, kutanyai lagi tentang apakah pernah mengalami perundungan (bullying).
Damn, ternyata memang lingkungan sekolahnya cukup bagus dan menebar positif vibe, meski ada beberapa orang yang agak "fafifuwasweswos". Namun, memang pernah diperlakukan buruk, tetapi sudah pergi dari tempat itu.
Aku jadi sadar jika lingkungan memang berpengaruh besar pada kepribadian seseorang.
Interaksi sosial dengan orang baik sangat menyenangkan. Saling memberikan afeksi atau kasih sayang meskipun tidak bisa semaksimal mungkin seperti keluarga sendiri. Mari bergabung ke dalam keluargaku. Bukankah definisi keluarga tidak hanya sebatas ayah, ibu, anak? Tetapi semoa orang yang terikat tali persaudaraan atau bahkan lebih dari itu.
Cukup sulit sepertinya menciptakan suasana atau dinamika kehidupan yang adem ayem. Maka dari itu, aku jadi sadar bahwa saling memahami tidaklah cukup. Harus ada unsur magis di luar kendali manusia yang bekerja. Yaitu kehendak yang di atas. Tikung di sepertiga malam, meskipun aku belum bisa melakukannya, hikd. Sulit dan belum mendapat hidayah.
Aku melakukan sebisanya.
Dan salah satu pesan darinya adalah bahwa aku tidak boleh menjadi Severus Snape yang terlarut mencintai Lily Potter sampai rela "menyakiti" dirinya sendiri hingga seperti itu. Hey, Severus Snape! Lily Potter sudah tidak ada masa depan denganmu T-T. Kenapa tidak move on saja.
Hahahaha, aku tidak tahu. Mungkin aku sekarang sedang menjadi Severus Snape. Mungkin juga besok aku akan menjadi Lord Voldemort. Mungkin juga besoknya lagi aku akan menjadi bijaksana layaknya Albus Dumbledore.
Tidak ada yang tahu. Dan aku akan terus belajar.
Ingat salah satu lirik lagu
🎶 belajar dan terus belajar, gapai cita yang kita kejar
Wkwkwkwkw
Komentar
Posting Komentar
silakan berkomentar!