Masalah dalam Pengembangan Diri

Aku baru saja buka-buka dokumen lama di drive dan menemukan arsip tugas ppsmb kesatria, fakultas teknik UGM. Dokumen itu berisi tulisan aku dalam sudut pandang sebagai mahasiswa fakultas teknik. Barangkali ada yang mau membaca, akan kutaruh bacaannya di sini. Terima kasih. Oh, iya, bacaan yang ini berbeda dengan bacaan yang sebelumnya. Namun masih sama-sama tugas ppsmb.


sumber: pixabay.com

Sebagai seorang mahasiswa di bidang keteknikan tentunya harus memiliki beberapa skill yang  berguna sewaktu bekerja di masa akan datang. Tidak peduli hard skill maupun soft skill, semua  harus dimiliki agar mahasiswa menjadi lulusan fakultas teknik yang bekompeten di dunia kerja. Hal itu menjadi syarat mutlak agar lulusan fakultas teknik tidak kalah bersaing dengan lulusan  fakultas teknik lain dari kancah nasional maupun internasional. 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan pernah  berkata, “Setelah mendengar beberapa paparan dari para akademisi dan peneliti, saya melihat  ada tantangan dalam mengembangkan industri hilirisasi yang dihadapi Indonesia, yaitu  kurangnya tenaga kerja lulusan sarjana dan diploma dalam bidang teknik.” Pada 3 Juni 2020  di media sosial resminya. 

Menanggapi ucapannya, ucapan tersebut mengindikasi bahwa di masa mendatang, kesempatan  kerja para lulusan teknik begitu besar karena kebutuhan melebihi ketersediaan. Namun, dalam  kenyataannya masih banyak insinyur fresh graduate yang menganggur cukup lama karena tidak  mendapat kerja. Hal itu disebabkan karena ketidakcocokan antara universitas dengan  kebutuhan industri terutama dalam keterampilan bekerja atau keterampilan lainnya. Selain itu,  masalah juga terdapat pada mahasiswanya sendiri yang kurang berusaha untuk berkembang  menjadi insinyur profesional. Sebenarya lapangan pekerjaan itu banyak, tetapi tidak sesuainya  kompetensi lulusan dengan kebutuhan yang menyebabkan mereka lama menganggur. 

Solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah menyesuaikan pembelajaran di  universitas dengan kebutuhan industri yang ada di lapangan. Hal itu bisa terwujud dengan  jalinan kerja sama dan praktik lapangan antara universitas dengan industri terkait. Bila, masih  tidak sesuai, maka masalahnya ada di mahasiswanya sendiri. 

Mahasiswa yang tidak kompeten disebabkan oleh kurangnya wawasan sehingga kreativitasnya  tidak berkembang. Untuk menambah wawasan, mahasiswa bisa menggunakan tiga cara yaitu  membaca sumber informasi dan berita berkaitan dengan kondisi industri yang up date maupun  yang tahun-tahun kebelakang; melakukan perjalanan ke daerah-daerah industri yang ada di  dalam maupun luar negeri, hal ini bisa dilakukan secara langsung atau tidak langsung melalui  internet dan berbagai media lainnya; yang ketiga adalah mengobrol atau berdiskusi dengan  orang bijak, yang dimaksud orang bijak adalah orang yang berpengalaman di bidang industri,  teknik, atau apapun itu yang berkaitan dengan keperluan mahasiswa supaya menjadi lulusan  yang berkompeten di bidang keteknikan. Selain itu, berdiskusi sesama mahasiswa akan  menambah wawasan dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Dan hal itu menjadikan  kreativitas mahasiswa semakin berkembang.  

Setiap solusi yang ditawarkan pasti memiliki kelemahannya. Begitu pula solusi yang saya  tawarkan. Kelemahan solusi ini terdapat pada komitmen mahasiswa untuk melakukan itu  semua secara terus menerus atau istikomah. Jadwal yang padat terkadang menghalangi  mahasiswa untuk melatih diri supaya berkembang. Masalah keuangan menjadi musuh utama,  melakukan perjalanan ke daerah industri memerlukan biaya yang terkadang tidak dapat  terjangkau oleh kantong mahasiswa.


Komentar

Baca Juga