Hari 8 ~ Tempat Pensil
sumber: pixabay.com |
Ini adalah tulisan kedelapan di 30-Day Writing Challenge dengan topik tempat pensil.
Sebelum menulis tulisan ini, aku mencari gambar tempat pensil di Pixabay dan susah sekali menemukannya. Perlu waktu sedikit lebih lama dibandingkan dengan topik sebelum-sebelumnya. Pada awalnya, aku coba cari menggunakan kata kunci bahasa Inggris, pencil case. Namun, tak ada gambar yang muncul. Oh, berarti harus pakai kata kunci bahasa Indonesia pikirku. Aku langsung menuliskan tempat pensil. Di bagian awal, yang muncul adalah gambar-gambar pensil yang diletakkan pada wadah gelas terbuka secara berdiri. Padahal, yang aku cari bukan tempat pensil seperti itu. Aku lanjut mencarinya sampai dua halaman. AKhirnya, aku menemukan gambar tempat pensil yang aku inginkan pada halaman kedua. Gambar tersebut dapat dilihat pada gambar ilustrasi di atas. Sepertinya, gambar itu merupakan satu-satunya gambar tempat pensil yang aku inginkan.
Menurutku, aku kesulitan mendapatkan gambar tempat pensil di Pixabay karena sebutan untuk tempat pensil berbeda-beda di setiap daerah. Belum ada nama resmi yang disepakati oleh semua orang untuk benda yang berfungsi sebagai tempat pensil dan alat tulis lainnya ini. Di sini, aku menyebutnya bukan tempat pensil, melainkan dosgrip. Kata dosgrip pun kadang berbeda pengucapannya. Ada yang menyebutnya disgrip, diskrip, doskrip, dusgrip, duskrip, dan entah masih ada yang lain atau tidak.
Barusan aku mencari jawaban di Google atas pertanyaan "Dari mana kata dusgrip berasal?" Aku menemukan jawabannya di Quora. Entah benar entah salah, aku tidak tahu kebenaran aslinya. Namun, jawaban dari Quora itu cukup masuk akal.
Dulu, kira-kira pada tahun 1960-an, para siswa diwajibkan memiliki alat tulis yang bernama sabak. Sabak ini fungsinya seperti papan tulis kecil. Bahan dasar pembuatan sabak aku tidak cukup mengerti, mungkin batu atau bahan mineral tambang lainnya. Jawaban Quora tersebut menjelaskan bahwa alat untuk menorehkan tulisan di sabak disebut grip dan pada masa itu, sebuah kotak sering disebut doos. Jadi, ketika sebuah kotak digunakan untuk menyimpan grip, orang-orang menyebutnya dengan doosgrip. Kemungkinan akar katanya dari situ, tetapi tidak tahu juga itu benar atau salah. Namanya juga asumsi, bisa tepat dan bisa meleset.
Ngomong-ngomong tentang tempat pensil, ah, aku lebih senang menyebutnya dosgrip. Aku pernah punya dosgrip legendaris. Sebenarnya hanya sebuah dosgrip biasa, hadiah dari Alfamart, tetapi aku meletakkan sesuatu di permukaan dosgrip tersebut yang sesuatu itu selalu kuingat sampai sekarang. Sesuatu yang aku maksud bukan benda yang luar biasa ataupun benda yang ajaib, melainkan hanya sebuah kalimat pendek yang bagiku sangat berarti.
"I wanna be with you"
Itu kalimatnya. Simpel kan? Namun, entah kenapa setelah mengucapkan kalimat itu, suasana di sekitarku jadi berbeda. Mungkin yang berubah suasana hatiku, tetapi perubahannya berpengaruh sampai ke seluruh penjuru alam semesta. Dulu, aku sempat mengira bahwa kalimat itu sudah tepat tertuju pada seseorang. Sayangnya bukan. Masih menjadi misteri untuk siapa kalimat itu sebenarnya. Aku sendiri pun juga tidak mengetahuinya. Selama ini, aku hanya menebak-nebak liar berdasarkan naluri alami manusia. Untuk sekarang, aku meyakini bahwa waktu lah yang akan menjawab pertanyaan kepada siapa kalimat itu akan tertuju?
Aku terinspirasi oleh kalimat pendek itu ketika aku masih kelas 10 SMA. Temanku, Alip, yang sebenarnya kakak kelasku di MTs, bertanya padaku di saat kami sedang nongkrong di kamar tengah Pondok Brayat Al Falah. Dia menanyakan apa arti kalimat itu dan kujawab saja, aku ingin bersamamu. Dia berterima kasih dan melanjutkan kegiatannya. Sampai sekarang, aku tidak mengerti motivasi Alip menanyakan hal itu padaku. Paling-paling dia sedang chattingan dengan pacarnya dan memberi gombalan i wanna be with you, tetapi tidak tahu arti sebenarnya. Namun, bagiku, kalimat itu tidak sekadar gombalan sialan para lelaki kepada wanita-wanita. Kalimat itu seperti mempunyai karisma tersendiri yang dapat membuatku terpikat kepadanya. Sejak saat itulah aku selalu menuliskan kalimat pendek "I wanna be with you" di segala tempat. Di buku tulis, di meja kelas, di koran pos satpan, di kertas coba bolpen baru, sampai di permukaan dosgrip hadiah Alfamart.
Aku menuliskannya pada secarik kertas yang aku sobek dari buku tulis Sidu. Lalu, aku tempelkan kertasnya ke permukaan dosgrip menggunakan isolasi bening. Aku bahagia sekali memandangi dosgripku yang bertulisan "I wanna be with you".
Ya, tetapi sekarang aku sudah tidak memakai dosgrip tersebut. Sepertinya ada di tumpukan barang-barang lawas yang aku letakkan di kamar depan. Isolasinya pun sepertinya sudah terkelupas. Tidak apa-apa, yang paling penting adalah ingatan kalimatnya, bukan tulisannya.
Sekarang aku menggunakan dosgrip gambar Hello Kitty! Lucu, kan? :D
| Tulisan ini adalah salah satu tulisan dari #30DaysWritingChallenge yang aku tulis untuk menantang diri sendiri menulis 30 hari berturut-turut sesuai topik yang sudah ditentukan.
Komentar
Posting Komentar
silakan berkomentar!