Berbaju Merah
Sambil nunggu istirahat belajar UAS mata kuliah MSDMAP, tadi aku lihat video kuntilanak berbaju merah.
Di kolom komentar postingan tersebut, ada netizen yang menjelaskan bahwa kuntilanak berbaju merah merupakan yang paling kuat. Terus ditimpali sama netizen lain kalo yang paling kuat itu bukan kuntilanak berbaju merah, melainkan kuntilanak berbaju hitam. Netizen lainnya lagi menimpali komentar itu kalo kuntilanak berbaju hitam bukan yang paling kuat dan sakti ilmunya, melainkan kuntilanak berbaju ijo. Terus saling menimpali satu sama lain dan di akhir ada yang menarik keputusan kalo kuntilanak yang paling sakti, kuat, dan berlimpah ilmu adalah kuntilanak berbaju merah, kuning, hijau atau mejikuhibiniu.
sumber: pixabay.com |
Terlepas dari status kekuatan kuntilanak berdasarkan warna baju yang dipakai itu, ada satu komentar yang cukup menarik perhatianku. Netizen yang komen itu menyatakan bahwa jika kamu bertemu kuntilanak berbaju putih, diam saja di tempat tidak apa-apa. Namun, jika kamu bertemu kuntilanak berbaju merah, sebaiknya lari menghindar karena kamu akan mati di tempat.
Wow, menurutku itu kejadian yang sangat mengerikan. Mati di tangan kuntilanak berbaju merah.
Berdasarkan klaim netizen tersebut, logika sederhana yang bisa dijelaskan adalah diawali dengan premis mayor kamu mati jika bertemu kuntilanak berbaju merah, premis minornya kamu mati. Kesimpulan apa yang bisa diambil?
Jika kamu menarik kesimpulan bahwa kamu bertemu kuntilanak berbaju merah, jawabanmu belum sepenuhnya tepat atau bahkan tidak mengikuti aturan logika. Lalu, kesimpulan apa yang bisa dijelaskan?
Dari premis minor tersebut, kenyataannya kita tidak bisa menarik kesimpulan apapun. Pernyataan kamu mati bisa jadi bukan karena bertemu kuntilanak berbaju merah, melainkan karena serangan jantung, jatuh dari motor, dan lain sebagainya yang berkemungkinan menyebabkan kamu mati.
Jika premis minornya diganti menjadi kamu bertemu kuntilanak berbaju merah, kita dapat menarik kesimpulan bahwa kamu mati. Silogisme seperti ini termasuk ke dalam silogisme hipotetik. Untuk rumusnya sendiri yaitu sebagai berikut.
Premis mayor:
Jika terjadi P maka terjadi Q
Premis minor:
Terjadi P
Kesimpulan:
Terjadi Q
Premis mayor:
Jika terjadi P maka terjadi Q
Premis minor:
Tidak terjadi Q
Kesimpulan:
Tidak terjadi P
Selain kondisi tersebut, tidak ada kesimpulan yang dapat diambil. terjadinya Q tidak hanya disebabkan oleh terjadinya P dan tidak terjadinya P tidak menyebabkan tidak terjadinya Q.
Kembali ke pernyataan netizen tadi yang menyatakan bahwa jika kamu bertemu kuntilanak berbaju merah, sebaiknya lari menghindar karena kamu akan mati di tempat. Menurutku, jika pernyataan netizen itu benar, orang yang mati di saat momen tersebut bukan mati karena dimakan atau diserang kuntilanak berbaju merah, melainkan mati karena serangan jantung dan rasa takut dari dalam dirinya sendiri yang bisa jadi tidak hanya disebabkan oleh kehadiran kuntilanak berbaju merah, tetapi juga disebabkan oleh hal lain yang dapat memicu hentakan berat kejiwaan seperti seorang bapak yang mendapat kenyataan kalo putri yang ia kira soleh ternyata pezina akut, lalu jatuh tergeletak ke lantai sembari kejang-kejang dan menyentuh dadanya yang serasa mau copot.
Komentar
Posting Komentar
silakan berkomentar!