Merch



Ges, pengen cerita aja. Aku gatau sih ini yang baca bakal siapa. Biasanya kalo nulis di status wa, bisa tahu kan siapa aja yang baca atau paling tidak ngelihat status wa kita, tapi di blog kayak gini, ga bisa tahu yang udah mengunjungi siapa dan yang baca tulisan siapa, kecuali kalo pembaca meninggalkan jejak digital semacam komentar di bagian bawah tulisan. Meski ga ada yang baca, aku tetep mau cerita sih. Siapa tahu, entah kapan di suatu saat nanti, ada yang kebetulan mampir di tulisan ini dan menyempatkan diri untuk membacanya.

Jadi, beberapa waktu yang lalu, kampusku banyak banget ngadain acara. Tentunya, acara sebesar itu tidak mampu ditanggung semua biayanya oleh anggaran dari kampus sehingga panitia bikin danusan open pre order merchandise acara. Setiap acara punya jenis jualan merch beda-beda. Ada yang jualan t-shirt, botol minum, gantungan kunci, stiker, dan yang paling sering adalah jualan makanan. 

Ada dua acara yang kupikir sepertinya akan sangat membantu jika aku ikut membeli merch yang dijual. Pertama adalah merch yang dijual oleh pengurus angkatan dan kedua adalah merch yang dijual oleh panitia Liliefors. Bukan berarti aku tidak membantu acara lainnya karena tidak membeli merch jualannya, tapi karena aku adalah salah satu bagian dari dua entitas kepengurusan tersebut. Angkatan memang ada pengurusnya sendiri, tapi tentu anggotanya adalah seluruh mahasiswa yang masuk bareng-bareng di tahun yang sama. Lalu, di kepanitiaan Liliefors, aku justru menjadi salah satu koordinator sie yang ada yang sangat mengharapkan acara bisa berjalan dengan lancar.

Kedua kepengurusan tersebut sama-sama menjual merch yang salah satunya ada botol minum. Sebelum itu, aku melihat daftar merch yang dijual oleh pengurus angkatan, ada jaket, botol minum, tas jinjing (aduh aku lupa istilahnya, oh totebag), stiker, dan gantungan kunci. Terus daftar merch yang dijual panitia Liliefors ada gantungan kunci, kaos, totebag, stiker, dan botol minum. 

Karena keterbatasan uang yang kumiliki, aku harus memilih hanya beberapa merch di antaranya. Entah kenapa waktu itu aku sangat kepingin beli botol minum yang berbahan besi. Akhirnya aku membeli merch botol minum yang dijual pengurus angkatan. Alasanku tidak membeli jaket karena warna lengannya adalah putih dan putih gampang sekali menjadi kotor. 

Selanjutnya, aku membeli merch yang dijual panitia liliefors. Waktu itu, seluruh panitia wajib beli merch kaos panitia supaya seragam pas pelaksanaan acara. Nah, karena aku bukan pengguna totebag atau bisa dikatakan hater totebag, aku tidak membeli totebag. Lalu bingung, apa yang harus aku beli? Masih ada satu barang lagi yaitu botol minum. Ah, yaudah beli botol minum aja sama kayak kemarin. Damn, akhirnya aku beli botol minum.

Selang beberapa waktu, cukup lama, merch pertama sudah diantar. Wiii, dapet botol cantik makasih panitia Liliefors. Dulu, kepikirannya Liliefors terus karena emang lagi pusing ngurus acara Liliefors kan. Terus si pengantar merch bingung, hah Liliefors? Terus aku ikutan bingung, hah kok malah hah heh hah heh? Si pengantar tidak peduli terus pergi. Pas udah dibawa pulang ke kos, aku baru sadar gambar botol minumnya kok beda sama yang kupesen di panitia Liliefors? Aku kaget, oh berarti ini yang dari pengurus angkatan. Pantesan tadi yang ngirim bingung sama Liliefors.

Kemudian, merch dari panitia Liliefors tiba. Sekarang aku punya botol minum dua yang sama persis bentuk, warna, tekstur, dan baunya. Hanya beda gambar doang.

Dan akhirnya aku sedikit menyesal beli merch dua botol mimum karena sampai sekarang pun botol yang kupakai adalah botol Tupperware yang lama. Botol minum merch yang dibeli dari kedua kepengurusan itu berdiri berdampingan menunggu diisi air yang entah kapan akan diisi.

 

Komentar

  1. Sekadar berbagi pengalaman pribadi, selalu pertimbangan wants atau needs saat hendak melakukan kegiatan konsumsi.

    BalasHapus

Posting Komentar

silakan berkomentar!

Baca Juga