Soal Cerdas Cermat Paling Sulit Dijawab
sumber: pixabay.com |
Siapa yang tidak tahu istilah cerdas cermat?
Boleh saya klaim, hampir 90% penduduk Bumi mengetahuinya. Tentu tidak pasti 90%, hanya perkiraan saja dan boleh dilakukan penelitian lebih lanjut untuk pembuktian klaim tersebut. Diawali dengan hipotesis nol berupa persentase penduduk bumi yang tahu istilah cerdas cermat sama dengan 90% dan hipotesis alternatif berupa persentase penduduk bumi yang tahu istilah cerdas cermat kurang dari atau lebih dari 90%. Lalu, ditentukan pula tingkat signifikansi 5%. Apabila pengujian memberikan keputusan gagal tolak hipotesis nol, maka dengan tingkat signifikansi 5%, belum cukup bukti untuk menyatakan bahwa persentase penduduk bumi yang tahu istilah cerdas cermat kurang dari atau lebih dari 90%.
Intermezo. Kembali ke cerdas cermat.
Suatu hari, Ahmad ikut lomba cerdas cermat bersama dua sahabat karibnya. Setelah melalui babak penyisihan yang ketat, syukur, Ahmad dan dua sahabat karibnya lolos final. Nasib yang tak pernah ia duga sebelumnya.
Kebetulan ia mendapat nomor genap dari tiga tim yang bertanding. Sistem penomoran seperti itu menjadikan tim Ahmad duduk di bagian tengah, diapit dua finalis lainnya.
Babak pertama dimulai.
Pembaca soal mulai membacakan soal untuk tim pertama. Ahmad dan dua sahabat karibnya menyimak baik-baik setiap pertanyaan meski itu belum jatah mereka menjawab. Siapa tahu, soal itu dibacakan kembali nanti waktu giliran ia menjawab.
Alamak, gampang betul soal yang dibacakan. Anak TK pastilah bisa menjawab jika pertanyaannya hanya sebatas, "Siapa presiden pertama Indonesia?" Sepele, Ahmad pede terhadap pertanyaan seperti itu.
Sudah terduga. Tim pertama memperoleh nilai tinggi. Dari sepuluh pertanyaan, hanya menjawab salah satu kali. Kini, giliran tim Ahmad yang mendapat pertanyaan.
Pembaca mulai bersuara membacakan soal untuk tim kedua.
Sial, kali ini Ahmad mengumpat sejadi-jadinya. Ternyata tim Ahmad diberi soal aneh bin ajaib. Ahmad hendak protes, tetapi tidak jadi karena keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.
Karena soal-soal untuk tim kedua sangat sulit dijawab, tim kedua hanya mendapat sedikit nilai. Dari sepuluh soal yang dibacakan, tim kedua hanya bisa menjawab dua soal. Ahmad bersabar dan mulai menyimak pertanyaan untuk tim ketiga.
Suasana tegang karena tim ketiga sudah tahu kalau mereka pasti mendapat soal sulit seperti tim kedua. Namun, tegang berubah menjadi bahagia karena soal yang dibacakan untuk tim ketiga sama mudahnya dengan tim pertama.
Ahmad kecewa berat. Kesabarannya tak bisa dibendung. Ia mulai berbisik-bisik pada kedua sahabat karibnya. "Setan benar, bisa-bisanya kita dijebak sama panitia brengsek."
Salah satu sahabat karibnya membalas, "Iya, Cuy. Pertanyaan semacam itu kok ditanyakan pada kita-kita. Ya nggak bisa jawab lah."
Cerdas cermat yang berjalan dua jam itu telah resmi berakhir. Cerdas cermat itu membawa kekecewaan besar bagi tim kedua karena kalah telak dari dua finalis lainnya. Di tempat transit, mereka menemui teman satu lagi yang kebetulan pula namanya mirip dengan presiden kedua Indonesia. Siapa dia? Betul, nama teman mereka adalah Harto.
Harto bertanya, "Wahai, Kawan. Soal seperti apakah yang benar-benar tidak bisa kalian jawab? Saya lihat, kalian jadi sangat kecewa dengan kekalahan tadi. Mari beri tahu saya. Barangkali saya tahu jawabannya."
Pelan tapi pasti, Ahmad memberitahunya, "Oke, pertanyaannya adalah di mana letak penyimpanan dokumen penting negara supers..."
"Wushhh, stop! Maklum kalian kalah."
Komentar
Posting Komentar
silakan berkomentar!