Toko Buku Gulung Tikar


Eno Bening, YouTuber, mengeluarkan pendapatnya mengenai isu tentang banyak toko buku yang tutup atau gulung tikar. Semacan kondisi bangkrut sehingga harus mengakhiri usahanya supaya kerugian yang dialami tidak berlarut-larut.

Pendapat dia adalah kontra dari pernyataan bahwa tutupnya toko buku adalah titik awal kehancuran peradaban. Menurut Eno bukan seperti itu, tutupnya toko buku bukan titik awal kehancuran peradaban melainkan titik lanjutan kehancuran peradaban. Memang sebenarnya peradaban itu sendiri sudah hancur sehingga menyebabkan toko buku menjadi tutup.

Alasan tutupnya toko buku juga dilontarkan oleh beberapa Netizen. Salah satunya adalah kegemaran membaca orang Indonesia yang rendah. Alasan tersebut juga dilawan oleh Eno, bukan dilawan juga sih, lebih tepatnya dikoreksi oleh Eno. Jadi, bukan kegemaran membaca orang Indonesia yang menjadi penyebab tutupnya toko buku, melainkan kegemaran terhadap ilmu pengetahuan (science) yang menurut Eno menyebabkan tutupnya toko buku.

Orang Indonesia kegemaran membacanya tinggi, kok. Namun, hal apa yang ia baca itulah yang mungkin menjadi problem. Tentu menjadi dua hal yang berbeda ketika satu orang membaca utas perselingkuhan selebriti sementara satu orang lagi membaca jurnal tentang teknik K-Means Clustering untuk pemetaan sebaran kandungan batu bara di Pulau Kalimantan. Minat baca tinggi, tetapi minta terhadap ilmu pengetahuan rendah.

Ketika rasa ingin tahu orang terhadap ilmu pengetahuan tinggi, orang itu sudah melangkah ke titik awal bangkitnya peradaban. 

Ketika rasa ingin tahu orang terhadap ilmu pengetahuan tinggi, orang itu akan terus mencari bahan bacaan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan yang ingin ia cari. Toko buku akan makmur didatangi pembeli yang haus akan bahan bacaan.

Akan tetapi, akses mudah juga bukan hal yang patut untuk dikesampingkan. Terutama akses mudah dalam hal harga buku yang terjangkau. Mikir-mikir juga, kan? Kalau buku yang mau dibeli dibandrol dengan harga selangit. 

Komentar

Baca Juga