Hari 18 ~ Kipas
sumber: pixabay.com |
#30DaysWritingChallenge
Ini adalah tulisan kedelapan belas di 30-Day Writing Challenge dengan topik kipas.
Kipas angin, solusi murah pengganti AC yang harganya sangat Wah!
Cuaca panas ya solusinya ngehidupin ini barang, ya kadang kala karena hawanya memang panas, angin yang ditiupkan pun juga sebetulnya angin panas. Mendinglah daripada tidak ada angin sama sekali.
Benda ini pun cukup problematik sebenarnya kalau digunakan untuk orang-orang yang punya bayi. Pakai kipas nanti bayinya kedinginan terus masuk angin, tidak pakai kipas kok suasanya panas sekali. Biasanya, solusi yang ditawarkan adalah menghidupkan kipas angin, tapi dihadapkan ke arah tembok. Angin yang dirasakan adalah angin pantulan dari tembok yang kekuatannya tidak seberapa sehingga aman digunakan oleh bayi manusia yang masih lemah dan tidak berdaya, sementara orang tuanya juga mendapat angin sepoi-sepoi pencegah rasa gerah. Win-win solution.
Lihatlah gambar kipas angin di atas. Jaring-jaring kipas angin pencegah masuknya jari tangan seperti itu polanya sangat khas dari kipas angin kotak yang sering ditaruh di atas meja. Bukan tipe kipas angin yang bisa berdiri sendiri pakai tiang. Kipas angin seperti ini semacam kipas angin dengan ketinggian rendah atau kipas angin yang cocok digunakan dalam ruangan dengan meja yang punya tinggi seperti meja pada umumnya.
Lihatlah gambar kipas angin di atas. Jaring-jaring kipas angin pencegah masuknya jari tangan seperti itu polanya sangat khas dari kipas angin kotak yang sering ditaruh di atas meja. Bukan tipe kipas angin yang bisa berdiri sendiri pakai tiang. Kipas angin seperti ini semacam kipas angin dengan ketinggian rendah atau kipas angin yang cocok digunakan dalam ruangan dengan meja yang punya tinggi seperti meja pada umumnya.
Bentuk kipas angin yang seperti itu, mengingatkanku pada kejadian beberapa tahun silam.
Waktu itu adikku sudah cukup besar, tapi juga masih bocil. Mungkin karena kegerahan, dia memeluk kipas angin meja itu sambil tiduran. Orang tua yang melihat anaknya memeluk kipas angin khawatir pastinya. Kalau-kalau dia tersengat listrik gimana? Dengan begitu, salah satu orang tuaku mengingatkan untuk tidak bermain-main dengan kipas angin seperti itu. Karena adikku ngeyel, namanya juga bocil ndableg, salah satu orang tuaku menjotos kipas angin itu sampai jaring-jaring kipas angin pencegah masuknya jari tangan seperti itu jebol wkwkwkw.
Waktu itu adikku sudah cukup besar, tapi juga masih bocil. Mungkin karena kegerahan, dia memeluk kipas angin meja itu sambil tiduran. Orang tua yang melihat anaknya memeluk kipas angin khawatir pastinya. Kalau-kalau dia tersengat listrik gimana? Dengan begitu, salah satu orang tuaku mengingatkan untuk tidak bermain-main dengan kipas angin seperti itu. Karena adikku ngeyel, namanya juga bocil ndableg, salah satu orang tuaku menjotos kipas angin itu sampai jaring-jaring kipas angin pencegah masuknya jari tangan seperti itu jebol wkwkwkw.
Setelah kipas anginnya jebol, adikku tidak pernah lagi meluk-meluk kipas angin waktu tiduran.
Kocak sih, perkara kipas angin sampai dijotos segala. Pancen raiso dikandani wkwkwkw
Untungnya pas itu, aku tidak lagi ada di rumah. Nginep di tempat saudara apa ya, sudah lupa. Cuman dapat cerita karena tanya kok kipas anginnya jebol wkwkwkwkkw. Ternyata oh ternyata.
| Tulisan ini adalah salah satu tulisan dari #30DaysWritingChallange yang aku tulis untuk menantang diri sendiri menulis 30 hari berturut-turut sesuai topik yang sudah ditentukan.
Komentar
Posting Komentar
silakan berkomentar!