Hari 10 ~ Meja
sumber: pixabay.com |
Ini adalah tulisan kesepuluh di 30-Day Writing Challenge dengan topik meja.
Di rumahku ada beberapa meja yang sering digunakan. Mungkin, meja-meja yang aku sebutkan seperti kebanyakan meja di rumah orang-orang. Sepertinya tidak ada meja khusus yang eklusif dibuat untuk mengisi rumahku. Sebab, rumahku seperti rumah orang-orang pada umumnya, tidak ada yang spesial.
Sebelum memerincinya, aku mau menghitung dulu ada berapa meja di rumahku. Ah, totoal ada tujuh meja.
Pertama adalah meja di ruang tamu. Seharusnya meja itu jadi meja ruang tamu karena berpasangan dengan kursi ruang tamu. Namun, dalam pelaksanaannya sering keliru. Ruang di mana meja ruang tamu berada sering digunakan untuk garasi mobil. Sementara para tamu yang bertamu ke rumahku dipersilakan duduk di ruang tengah dan menggunakan meja yang kedua.
Kedua adalah meja di ruang tengah. Meja ini fungsinya sebagai meja untuk menaruh makan-makanan toples, snack, minuman, piring makan, dan segala camilan yang hendak dimakan di hari itu. Meja ini diberi taplak kain berwarna merah yang jarang sekali dicuci. Entah karena malas mencuci, entah karena hanya punya satu taplak, aku tidak tahu. Yang aku tahu, taplak meja tengah jarang sekali dicuci. Bisa dibilang meja ini adalah meja paling krusial di rumahku. Misalkan meja ini disingkirkan, seperti ada kekosongan yang besar di tengah-tengah rumahku. Meja ini juga berpasangan dengan bangku ruang tengah. Bangku utama untuk bersantai menikmati hidup. Bangku ini dilapisi busa sehingga nyaman diduduki. Sementara ruang tamu sebenarnya digunakan untuk garasi mobil, para tamu yang bertamu ke rumahku duduk di bangku ruang tengah yang nyaman ini.
Ketiga adalah meja dapur. Dapur rumahku menjadi satu dengan ruang tengah alias tidak ada sekat di antara keduanya. Hal tersebut menyebabkan meja dapur dapat terlihat jelas dari ruang tengah. Meja dapur adalah meja paling panjang dan paling beda sendiri bahan pembuatannya. Meja ini terbuat dari beton dan dilapisi keramik putih. Di atasnya terdapat segala macam barang-barang dapur seperti bahan masakan, minyak, kompor, piring, gelas, penanak nasi elektronik, blender, dan peralatan masak lainnya. Meja ini juga terhubung langsung dengan wastafel.
Keempat adalah meja belajar. Meja belajar ini awalnya adalah milik adikku, tetapi dipindahtangankan kepadaku karena jarang dipakai oleh adikku. Setelah beberapa bulan kupakai, adikku menuntut balik meja belajarnya dan terpaksa seluruh barangku, termasuk buku-buku kesayanganku, disingkirkan di kamar depan. Buku-buku itu juga aku ceritakan di tulisan Hari 1 ~ Buku. Sekarang, meje belajar ini hanya digunakan untuk meletakkan sajadah salat, hmmmm. Memang sudah menjadi dasarnya bahwa adikku kurang suka belajar di meja belajar yang besar seperti ini. Oh, ya. Aku juga pernah bercerita tentang meja belajar ini di tulisanku yang berjudul Meja Belajar.
Kelima adalah meja belajar (II). Iya, ini juga meja belajar tetapi berbeda dengan meja belajar sebelumnya. Setelah adikku menuntut balik kepemilikan meja belajarnya, aku dibelikan meja belajar baru. Namun, bentuknya berbeda. Meja belajarku yang ini tidak memiliki rak-rak tambahan di atas meja belajar seperti meja belajar adikku. Meja belajar ini seperti meje biasa dengan permukaan datar yang cukup luas. Di bagian bawahnya, terdapat laci dan almari kecil yang cukup untuk menyimpan beberapa buku. Saat menulis tulisan ini, aku menggunakan meja belajar ini. Meja yang menemaniku kuliah selama ini, jika kuliah di rumah. Biasanya aku kuliah di sekolahan ibukku karena ada WiFi di sana.
Keenam adalah meja kecil. Meja ini berwarna biru muda. Aku masih ingat betul kalau meja ini dulu dibuat oleh Kakekku. Kakekku membuat dua meja kecil seperti ini untuk tempat mengaji cucu-cucunya yang masih kecil. Seiring berjalannya waktu, cucu-cucunya sudah besar dan meja kecil ini beralih fungsi jadi meja kecil serba guna. Dulu, meja kecil ini ada di kota lain, empat tahun yang lalu ikut diangkut bersama barang-barang pindahan ibukku lainnya. Iya, ibukku pindah rumah dari kota lama ke kota saat ini yang aku tinggali. Sekarang, meja ini digunakan untuk meletakkan makanan yang dibawa dari pasar. Kadang-kadang juga digunakan untuk meletakkan laptop.
Ketujuh adalah meja lipat. Meja ini milik adikku (lagi). Ada banyak versi meja lipat di rumahku, tetapi alangkah baiknya kutuliskan satu saja karena yang sering dipakai oleh adikku cuma satu meja lipat. Meja lipat yang lain hanya dibiarkan begitu saja bersama barang-barang tidak terpakai lainnya. Padahal gambarnya bagus-bagus. Meja lipat yang digunakan oleh adikku sekarang malah tidak ada gambarnya, polosan berwarna cokelat. Adikku sering menggunakannya untuk mengaji dan belajar. Nah ini, dia lebih memilih belajar menggunakan meja lipat daripada meja belajar yang aku ceritakan di atas. Dia belajar dengan buku Tema kelas 3, padahal dia sudah kelas 5, wkwkwk. Katanya, pelajaran kelas 5 sulit, lebih gampang pelajaran kelas 3. Anehnya, pelajaran kelas 3 pun kadang masing kebingungan T-T. Ya, semoga dia lekas sadar bahwa belajar itu penting. Kerjaannya sehari-hari nonton Tiktok melulu.
| Tulisan ini adalah salah satu tulisan dari #30DaysWritingChallenge yang aku tulis untuk menantang diri sendiri menulis 30 hari berturut-turut sesuai topik yang sudah ditentukan.
Komentar
Posting Komentar
silakan berkomentar!